Hari ini tepat 12 tahun yang lalu, seorang David Moyes berkata ‘ya’ untuk menerima pekerjaan melatih salah satu klub Liga Primer Inggris, Everton. Saat pertama kali mengumumkan kedatangannya untuk menggantikan Walter Smith, sosok yang kala itu baru berusia 38 tahun ini mengaku terhormat bisa menjadi manajer The Toffees. “Saya dari sebuah kota [Glasgow] yang tidak seperti Liverpool. Saya bergabung dengan klub sepakbola milik banyak orang. Kebanyakan orang yang Anda temui di jalan adalah fans Everton. Ini adalah sebuah kesempatan fantastis, sesuatu yang Anda impikan. Saya langsung berkata ‘ya’ sebagaimana ini adalah klub besar,” ujar Moyes kala itu.
Ya | Moyes langsung setuju untuk menukangi Everton meski masih melangsungkan musim bersama Preston Kala itu.
Moyes sepakat untuk menjadi pelatih bagi Duncan Ferguson dkk saat dirinya memasuki periode terakhir di Preston North End, yang mana telah ia asuh sejak 1998 hingga 2002 dengan torehan 113 kemenangan, 63 kekalahan dan 67 hasil imbang. Karier kepelatihannya yang cukup cemerlang rupanya menarik minat Bill Kenwright, pimpinan Everton, guna menyelamatkan mereka dari degradasi dan mengembalikan kejayaan klub. Dan di debutnya saat melawan Fulham di Goodison Park, tim arahan Moyes sukses meraih kemenangan 2-1. Adapun di akhir musim tersebut, sosok asal Skotlandia itu berhasil mengangkat timnya dari yang semula menghuni posisi yang tidak mengenakkan untuk kemudian berakhir di urutan ke-15 di tabel klasemen. Saat memulai musim baru di gelaran berikutnya, Moyes mendatangkan pemain internasional Cina Lie Tie, bek Nigeria Joseph Yobo dan kiper Richard Wright. Selain itu, ia dengan berani mendepak pemain tua macam Jesper Blomqvist dan David Ginola yang dirasa sudah tidak mampu berkontribusi. Hasilnya cukup terasa, lantaran tim racikannya mampu mengakhiri musim di urutan ketujuh dan sempat bersaing untuk lolos ke ajang Piala UEFA, meski pada akhirnya harus gagal karena kalah jumlah poin dari Blackburn Rovers. Prestasi terbaik Moyes bersama Everton adalah ketika membawa mereka menjadi runner-up Piala FA pada 2009, di mana tim asal Liverpool itu hanya kalah tipis 2-1 dari Chelsea meski Louis Saha sempat mencetak gol di menit pertama. Selain itu, ia juga sempat meloloskan tim asuhannya ke ajang Liga Champions setelah di musim 2004/05 berhasil finis di urutan keempat, dengan ia yang lantas diganjar gelar sebagai manajer terbaik pada musim tersebut hingga menuntaskan tugasnya pada akhir musim kemarin untuk menukangi Manchester United
Tidak ada komentar:
Posting Komentar